Sabtu, 30 Maret 2013

so, is it such a closure?

Hai, hai, what a very long time no see! :) Ini juga mampir cuma pengen curhat :p Jadi, begini saudara-saudara, aku sudah baikan dengan salah satu teman baikku pas SMA. Nama dong nama. Sorry ya cyinn, ini masalah pribadi. (terus, kenapa dishare? | masalah buat lo?)

Kalo langsung cerita baikannya, kurang seru ya. Mending cerita dari awal. Jadi, gini.. pas SMA kelas X kemarin, aku punya salah satu temen baik. Orangnya baik, jail, agak tengil dan aku juga gak ngerti kenapa bisa akrab sama dia. But, something happened in the middle of our friendship. Aku dan dia jadi agak renggang. Oke, diralat. Jadi super renggang. 

Awalnya, aku bingung, aku salah apa ya. Apa sikapku yang ngoceh mulu ini ganggu? Apa aku udah bikin dia tersinggung? Dosa apa, ya? Tapi, gak ada yang tahu. Teman-temanku yang lain ternyata juga ngeh dengan perbedaan sikap kami berdua. Tapi, aku, yang memang berprinsip,"kalo orang emang udah ga mau temenan lagi sama kita, yaudah. Kita kan ga punya hak buat maksa dia tetep jadi temen kita."pun memutuskan untuk ambil langkah mundur teratur. I am out of his life. (yaaa, ketahuan deh temenku itu cowok)

Selama "didiamkan" oleh dia, aku masih ajaaaa berusaha introspeksi diri. What's wrong with me? Sehina itukah aku? Ngeliat mukaku aja kok kayaknya gak mau banget. :( Alhasil, dengan segala kekesalan dan rasa marah, aku menghapus dia dari friend list fb (sumpah, ini bener-bener tren bertengkar ala remaja labil), ngapus seluruh email kami selama ini, ngapus nomor dia dari hp. Intinya, i throw him out of my life after he does it to me.

Waktu pun berlalu. Aku dan dia masih terlibat perang dingin yang masih tidak kumengerti apa akibatnya. Inget pepatah yang mengatakan,"time flies"? Nah, perang dingin antara aku dan dia ini seperti time flies. Tiga tahun, mamen! *nangis di pojokan* tiga hari aja udah dosa. Mati mampus deh. Ini tiga tahun!! (sengaja diulang, biar seru).

Sehari-harinya di sekolah, aku dan dia saling menghindar. Rasanya? Oh, jangan ditanya. Tersiksa. Untunglah pas kelas XI, kami pisah kelas. Rasanya lega minta ampun. Doaku terkabulkan. Pas di kelas XI ini, aku akhirnya bisa bernapas lega. Tapi, di kelas XII, aku sekelas lagi dengan dia. Ini pasti gara-gara keasyikan di kelas XI dan alhasil lupa berdoa. *skip*

Setelah bersama lagi di kelas XII, aku udah nyiapin diri untuk kembali merasa tertekan seperti kelas X. Dan, ya aku memang tertekan. Untunglah gak ngaruh ke pelajaranku sehari-hari. Tapi, ya teteup. Rasanya gak senyaman pas kelas XI. Untunglah, ada banyak sahabatku di kelas ini, sebut saja namanya nyai, kelis dan bohay. Setidak-tidaknya, aku masih bisa tertawa lepas di kelas.

Waktu berlalu hingga akhirnya kelulusan tiba. Aku sengaja gak dateng ke sekolah karena pasti gak akan siap dengan segala macam histeria disana. Lebih baik aku di rumah, berdoa dan menyiapkan mental karena jam 4 sore, di hari yang sama, hasil SNMPTN Undangan diumumkan.

Pas acara perpisahan sekolah, aku dan dia sempat jabatan tangan. Seingatku, kami gak ngomong apa-apa. Cuma jabatan dan senyum. Setelah itu, ada acara foto-foto biasa dan aku pulang ke rumah. 

Waktu diskip sampe tanggal 27 Maret 2013. Kenapa? Karena disaat itu, sesuatu yang ajaib terjadi. Kenapa ajaib? Karena kemungkinannya sangat kecil, meski tetap mungkin. Ibaratnya, bila peluang itu dari 0 sampai 1, nah peluang kejadian ini terjadi cuma 0.01. Kecil? Banget! But, it happened!

He follows and mentions me on Twitter!!

Ini aku yang salah liat, baca atau mungkin karena masih capek abis praktikum aku jadi mimpi. Entahlah, but it happened. Serius. Aku cuma bisa melongo sebelum akhirnya jerit-jerit dalam hati. (Saat itu lagi di bis kampus dan rasanya malu kalau harus harlem shake :p). I followed him back and replied his mention. Tapi, tunggu? Siapa yang bisa jamin kalo yang ngefollow aku itu bener-bener dia? Akunnya sih emang akun dia. Tapi, zaman sekarang, ngebajak-bajak twitter itu udah biasa kan?

Tapi, aku tetep berpikiran positif dan meyakinkan diri sendiri kalo emang dia yang ngeklik tombol follow dan mention aku. Gak lama dari kegiatan remeh twitter itu, salah satu sahabatku, Puty sms. Isi smsnya gak usah diceritain. Sumpah, malu >.< Intinya, Puty ngucapin selamat karena aku dan dia akhirnya "baikan" dan Puty minta diceritain setiap hal yang terjadi antara aku sama dia. Emang yang bakal terjadi apa? -____-" 

Besoknya, pas pergi kuliah, entah kena kutukan apa aku hari itu, aku ketemu sama Puty di tempat nunggu bis buat ke kampus. Kira-kira beginilah percakapan antara aku dan Puty.

Puty: Ciyeee alin :D
Aku: *bengong*
Puty: Jadi, sudah ngapoi bae? Mention-mentionan? Dm-dman? Sms-smsan? Ngapoi??
Aku: *bengong* idak ngapo-ngapoi. Cuma mention yang kemarin bae.
Puty: Nian apo?
Aku: (Ya Allah, selamatkan aku)

Gara-gara Puty bilang DM, entah kenapa aku jadi pengen ngecek DM dan ternyata!!

*bersambung*